IniParlay.com – Mikel Arteta mengaku marah jika disinggung Liga Inggris sudah usai jelang laga Arsenal versus Chelsea.
Akan tetapi, posisi puncak klasemen Liga Inggris saat ini sudah diambil alih oleh Manchester City.
Baca Juga : Selebrasi Heboh Juergen Klopp Berujung Cedera Paha
Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, mengaku marah saat disinggung Liga Inggris sudah usai jelang laga melawan Chelsea.
Mikel Arteta akan menjadikan laga versus Chelsea sebagai pembuktian bahwa musim 2022-2023 masih menjadi milik Arsenal.
Sepanjang musim 2022-2023, Arsenal sebenarnya berhasil memuncaki klasemen Liga Inggris selama lebih dari 30 pekan.
Tim asuhan Pep Guardiola merebut posisi puncak dengan mengumpulkan 76 poin dari 32 laga.
Arsenal yang sudah memainkan 33 laga kini menempati peringkat kedua dengan jarak satu poin saja.
The Gunners kehilangan status favorit juara karena kompetisi sudah mendekati garis finis.
Mikel Arteta pun tidak setuju dengan penilaian orang-orang tentang musim yang hampir berakhir ini.Pria asal Spanyol tersebut terus menjaga optimisme di dalam timnya untuk kembali memanaskan persaingan.
“Kami masih bisa memenangi Liga Inggris karena banyak hal bisa terjadi di lima laga sisa ini,” kata Arteta seperti dilansir BolaSport.com dari Metro.
“Hal yang perlu kami lakukan adalah melupakan kesalahan, belajar dari situasi itu, dan melanjutkan laga yang ada,” ucap Arteta menambahkan.
Tantangan Arteta selanjutnya adalah menaklukkan Chelsea guna merebut kembali puncak klasemen.
Kedua tim dijadwalkan bertemu pada laga lanjutan Liga Inggris di Stadion Emirates, Rabu (3/5/2023) pukul 02.00 WIB.
Meski keduanya berstatus sebagai rival lama, kondisi mereka sangat berbeda pada musim ini.
Chelsea masih tertahan di posisi ke-12 pada klasemen sementara Liga Inggris.
Frank Lampard yang bertindak sebagai pelatih sementara gagal membawa kemenangan dalam lima laga terakhir.
Namun performa Arsenal juga tengah menurun karena tiga hasil imbang dan satu kekalahan yang mereka raih dari empat laga terbarunya.
Kedua tim akan berusaha mengejar kemenangan untuk tujuan yang berbeda.
Lampard ingin mengeluarkan anak asuhannya dari rentetan hasil buruk sejauh ini.
Sementara ambisi Arteta jauh lebih besar mengingat posisi tim yang ia asuh.
Ia harus meraih tiga poin demi menjaga harapan timnya untuk menjadi juara.
Dua ambisi ini sama-sama memerlukan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan hasil maksimal.
